top of page

Artikel

Ibu

Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga yang setiap hari mengurus keluarganya. Memang terlihat spesial, namun menurut saya Ibu saya itu adalah orang yang dapat dibilang sangat sabar. Dia menghadapi masalah-masalah keluarga tanpa mengeluh. Dia juga memprioritaskan keluarga diatas apapun, sampai-sampai dia tidak memikirkan untuk belanja barang-barang keinginannya seperti tas dan baju dan juga hidup sosialnya dengan teman tidak aktif karena sibuk mengurus keluarganya.

Pada pagi hari, Ibuku mengawali hari dengan sholat sunnah tahajud. Setelah itu, Ibuku membaca Al-Quran sampai Subuh. Setelah selesai Sholat Subuh, dia mulai menyiapkan makanan-makanan untuk keluarga. Walaupun sebenarnya sudah ada pembantu. Ibu tetap ikut memasak,  karena dia ingin memastikan makanan yang dibuat benar dan akan kita sukai. Setelah masak, Ibuku membangunkan aku dan kakakku untuk bersiap-siap sekolah. Rumah kami relatif besar, jadi setelah kami pergi ke sekolah dengan ayah, Ibu mulai membersihkan kamar-kamar di rumah dan juga mencuci dengan pembantu. baju. Kadang, ketika aku dan kakakku ada tugas yang masih dikerjain dan tidak bisa berangkat dengan ayah, ibuku akan mengantar aku atau kakakku ke sekolah, walaupun masih banyak perkerjaan di rumah dan juga dadakan. Tak hanya itu, jika makanan di rumah habis, Ibuku juga harus belanja makan. Dengan jadwal ini, jelas Ibu tidak punya waktu untuk bersosialisasi bersama teman-temannya ataupun berbelanja barang-barang yang ia sukai. Walaupun begitu, dia tidak pernah mengeluh, dia hanya tersenyum menjalani hidupnya.

         Ibuku juga sangat suka berbagi kepada orang-orang yang tidak beruntung. Setiap bulan, Ibuku beramal kepada mereka, sampai-sampai ada orang setiap bulan mendatangi rumah kami untuk menerima amal dari Ibuku. Tak hanya itu Ibuku juga sering menyumbang ke banyak panti asuhan. Hal ini juga terjadi bulan ini.Pada hari Kamis, 14 September, Ibuku pergi ke suatu panti asuhan bernama Sayap Ibu. Dia kesana memberi sumbangan untuk mereka. Tak hanya itu, Ibu saya juga menghabiskan waktu untuk bermain dengan-dengan orang disana. Jujur, jika saya ada di posisi beliau, saya akan merasa malas untuk menghabiskan waktu dengan mereka dan saya juga akan memikir-mikir selebih dulu sebelum beramal, boro-boro setiap bulan, setahun sekali saja belum tentu. Tetapi Ibu saya, tanpa berpikir apapun, dia selalu mau berbagi. Dengan melakukan zakat, ibuku  satu langkah mendekati kesempurnaan iman, seperti yang dikatakan  Surat Ali Imran: 92:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

“Kamu tidak akan sampai pada kesempurnaan sampai kamu menginfakkan harta yang kamu cintai...”

Kelakuan Ibuku ini sangatlah bagus. Ini dikarenakan walaupun dia dunia terlihat mengurangi kenyamanannya dengan melakukan hal-hal itu, tetapi dia mengumpulkan pahala untuk hari hari akhir nanti. Semoga di hari akhir nanti, kebaikan-kebaikan yang telah ibuku lakukan, maupun kebaikan untuk keluarga ataupun untuk orang lain akan menjadi tiket untuk masuk surga untuk dia.

Log Rubrik

 

Laporan

1. Hubungan dengan Big Question (How does visionary leadership leads to harmony?) 

Melakukan kebaikan untuk masuk surga (ini visioner karena tidak memikirkan tentang kerugian saat ini, tetapi melihat manfaatnya di akhir nanti).

2. Hubungan dengan Surat Ali-Imran, ayat 114 (Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.): Kelakuan Ibu saya itu membantu orang lain, sehingga bisa dibilang sebagai kebajikan. Ini berarti, perilaku Ibu saya itu akan mendekatkannya dengan menjadi orang yang saleh.

3. Timeframe

Dari hari pertama tugas diberikan, saya memutuskan untuk mengobservasi Ibu saya. Saya mengobservasi apa yang dia lakukan dari pagi, siang, ke sore. Saya juga bertanya-tanya ke Ibu saya saat dia mau pergi ingin melakukan apa. Saya juga memutuskan untuk tetap dirumah saat liburan untuk mengbservasi Ibu saya. Saya melakukan hal ini selama seminggu. Setelah seminggu, saya sudah tau rutinitas Ibu saya. Saya lalu menuliskan rutinitas tersebut di artikel.

bottom of page